Sedekah..Tidak akan membuat kita miskin..

Di bagian tulisan ini.. Saya hanya berharap, smoga Tuhan tidak mengaktifkan ‘Indikator Riya’ dan tidak memandangNya dengan sebelah mata.. Insya Allah lebih besar sisi manfaatnya..

Saya rasa, seluruh agama di dunia ini pasti menganjurkan yang namanya sedekah..
Apapun istilah yang dipakainya.. tapi pokoknya mengajarkan kita untuk memberi kepada yang lebih membutuhkan..

Terus terang.. saya dapatkan ‘Nafas Sedekah’ ini sejak masih Kristen, dari ajarannya bu Nari.. dan saya kawatir.. ini yang lebih mengakar di benak saya dari pada yang saya dapatkan dari pelajaran Islam, maupun setelah haji 2x.. Tapi saya ngga kawatir..toh Tuhan saya yang sekarang mencatat nilainya berdasarkan ‘niatan’ kita.. Beliau kayaknya nggak memasukkan ke dalam faktor penilaiannya tentang siapa yang mengajarkannya..

Dan saya rasa lagi.. pahala Sedekah itu bukan hanya monopoli umat Islam saja.. pastilah Tuhan masing-masing (ini hanya untuk mengakomodir bagi yang berasa Tuhannya beda dengan Tuhan teman kita), yang Pasti.. ‘niat’ Sedekah itu yang kita perlukan, masalah dicatat atau tidak dicatat pahala sedekah kita.. itu hak prerogratif Tuhan.. dan kitapun akan menyadari dan mengetahuinya setelah nanti kita menghadapNya.

Menurut saya.. banyak yang terjebak dalam paradigma sempit, dan atau bahkan ada yang sengaja mempersempitnya agar menghalalkan pola pikirnya.. misalnya:

  • Sedekah hanya bagi yang mampu.. Sedangkan mampu itu sendiri sangat relative, ini sering membuat kita entah sengaja atau tidak sengaja ‘memasukkan’ diri ke dalam golongan yang belum mampu.. sehingga merasa terlepas dari ‘kewajiban’ untuk bersedekah..

bahkan ada juga yang memanfaatkan ‘info’ bahwa sedekah itu tidak wajib.. memang kayaknya tidak wajib.. tapi saya meyakini, paling tidak pahala dari sisi ini dapat membantu menstabilkan atau menyeimbangkan IPK kita di mata Tuhan.

  • Sedekah yang dihitung pahalanya hanya yang diberikan kepada saudara seiman.. ini..ini..ini yang perlu kita buktikan besuk kalau kita pas udah dipanggil olehNya.. sebab menurutku sedekah adalah ‘habluminnanas’..atau hubungan horizontal jee..

padahal sepengetahuanku.. Tuhanku yang sekarang pernah bersabda:”Bagimu agamamu dan Bagiku Agamaku” so.. kiro-kiro artine situ nanggung resiko karena memeluk agamamu, sedangkan aku menanggung resiko karena memeluk agamaku.. jadi menurutku.. seharusnya.. kalo’ kaji Onny memberi makan kepada ‘terpidana PKI’ bukan berarti kaji Onny trus pasti aktifis atau simpatisan PKI dan enggak dapet pahala ngasih makan si PKI.. lha ini masalah ‘manusiawi’ jee.. bukan ‘Tuhanisasi’..

Jadi.. kalo aku.. daripada ragu.. aku jalani aja.. toh andai kata dinilai ‘0’ pun kita nggak rugi.. kalopun dinilai negative.. nggak usah kawatir, toh seharusnya nilai komulatif ibadah kita yang lain udah numpuk.. jadi cuman akan mengurangi dikiiit.. trus kalau kawatir membuat nilai total sampeyan menjadi negative, lha itu berarti ada indikasi memang situ kurang amal… he..he..

  • 2,5% itu hanya batas minimal lho.. jangan malah dijadikan patokan atau malah menjadikannya 2,5% menjadi batas maksimal.. kalo’ perlu 10%.. atau pun kalau memungkinkan 40%.. toh Tuhan saya yang sekarang sudah menjadikan pahala Sedekah itu dengan ‘system MLM’ koq.. inget ngga’ katanya pak kyai itu.. setiap benih sedekah yang kita tabur akan tumbuh dengan 7 batang, dan masing-masing batang akan tumbuh 100 buah.. lha mbok kita bayangkan, jika 100 buah itu ‘gogrok’ kena angin trus tumbuh lagi.. trus gimana cara kita mau ngetunginya..

Trus karena penghitungan Zakat itu berdasarkan income tahunan.. trus ada yang terjebak mengeluarkannya setahun sekali.. JANGAN !!!..mendingan kita prediksikan aja dulu, trus kita keluarkan.. coba bayangin.. setahun itu 365 hari.. lha kalo’ ndilalahnya hari ke 363 kita dipanggil olehNya.. mbalah ngga jadi dapet pahala situ.. mungkin malah didenda.. rugi khan..??

Jadi menurutku.. wislah.. toh Tuhan kita wis menjanjikan pahala dan menjanjikan bahwa yang sedekah nggak mungkin mlarat.. Beliau khan menjanjikan bahwa Pahala sedekah kwi juga memperpanjang umur kita.. dan kita pasti akan memetik pahala sedekah itu..

walau ada sedikit kata Beliau yang kadang menjadikan sebagian kita jadi ragu, yakni: “Kalaupun tidak sempat kau petik di dunia, maka kau akan memetiknya di akherat”..

Kalau aku.. Tak ‘tantang’ Tuhan (dalam artian positif) untuk membuktikan janji-janjiNya, kita banyakin amal sedekah kita biar tambah buanyak benih yang tumbuh..

Kalo aku sangat meyakini sekali.. insya Allah yang telah menjadikan Allah memberikan saya hadiah ‘Long-set’ kehidupan..salah satunya adalah amalan ini..

SELAMAT MENCOBA..

11 thoughts on “Sedekah..Tidak akan membuat kita miskin..

  • February 28, 2014 at 10:20 pm
    Permalink

    stubuh Gan…modusnya mirip UU Perpajekan di negara ini, selain laporan pajak bulanan…”WP/wajib pajek” juga diwajibken laporan tahunan, Yen Ra njalani itu semua ..maka akan Didendo…mosok kalo sedekah sama negoro segitu tertibnya…yg ndak jelas feed back-nya, dan maap ..kadang atau malah sering mbayarnya disertai rasa “kepekso:P”…tapi kalo “sedekah” yg jelas2 feed backnya telah diurai JELAS diatas ndak dijalani….jian..kuwalik-walik ….jangan2…

    Reply
  • March 17, 2014 at 7:25 pm
    Permalink

    Subhanallah.
    ini yang membuat semangat untuk bersedekah.
    daaaannnn akhirnya meski belum sampai kisaran 60% seperti Panjengan. tapi dampaknya usaha saya luancar jaya. lan rekan2 yang bantu usaha Alhamdulillah pendapatannya juga berlebih.
    maturnuwun share Ilmunya..
    jadi lebih Yuaaakiiinnn Puoooolll

    Reply
    • March 18, 2014 at 11:01 am
      Permalink

      tooop..
      trus klo saldonya dah cukup, coba umrohkan guru2 serta saudara2.. efeknya akan lebih dasyaat..
      silahkan mencoba yeeess..

      Reply
      • March 18, 2014 at 12:17 pm
        Permalink

        kajian-kajian seperti ini layaknya memang dipahamkan dan dicontohkan ke orang2 terdekat,

        mari,,,,

        Reply
  • July 10, 2014 at 6:09 pm
    Permalink

    Setuju dab. Cuma memang menjalankannya kadang lebih sulit, je. Mbok yes-o posting tips dan trik bersadaqah yg jos gandos yg nggak terasa berat walaupun yg kita keluarkan besar.

    Reply
      • July 11, 2014 at 11:13 am
        Permalink

        Wooo… njih.. Matur nuwun. Dereng maos ingkang menika…hehehe.

        Reply
      • July 11, 2014 at 11:14 am
        Permalink

        Wooo… njih.. Matur nuwun. Dereng maos ingkang menika…hehehe….

        Reply
  • July 10, 2014 at 8:35 pm
    Permalink

    Setuju yes, utk “hablun minannas” berlaku pada semua manusia tanpa membedakan apapun. Ada kata yang arif “Undzur ma qola wa la tandzur man qola” lihatlah apa yg dikatakan dan jangan dilihat siapa yang mengatakan. Ini utk bu Nari. Dalam QS: 2:280. “Dan jika (org yg berutang itu) dalam kesulitan, maka berikanlah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Artinya bahwa orang yg berhutang itu bukan orang yg seiman saja. Sehingga sedekahpun juga boleh kpd org lain kepercayaan. Kira kira begitu yesss..

    Reply
  • July 12, 2014 at 6:32 pm
    Permalink

    Uwis tak leksanaken, ngumrohkan pegawai pegawai, menghajikan guru ngaji, karyawan yg sdh ikut lama, menghajikan adik almarhum ibu, wakaf tanah, Alhamdulillah tidak pernah kekurangan

    Reply
  • July 16, 2014 at 10:55 pm
    Permalink

    Subhanallah….mungkin kalau semua orang di dunia punya semangat yang sama dengan mas Onny ….dalam hal berbagi atau “sharing”…atau bersedekah….maka dunia ini pasti akan jauh lebih indah…
    Apalagi kalau itu dilakukan tanpa memandang perbedaan suku..ras..ataupun agama……
    Dalam Islam yang wajib hukumnya untuk dilakukan adalah Zakat ( yang sebetulnya merupakan hak orang lain yang terkandung dalam harta kita ) yang besaran nya memang sudah ditentukan yaitu 2.5% Sedangkan untuk sedekah..walaupun sangat dianjurkan…tapi tdk pernah disebut kan..berapa besaran yang harus dikeluarakan….dan tentu saja syarat mutlak dr sedekah adalah ke-Ikhlasan…
    Ikhlas… Dalam artian bahwa itu semua kita lakukan krn kita hanya mengharap ridha Allah swt.. Dalam konteks Hablumminallah dan bahwa itu semua kita lakukan sebagai semangat “berbagi” atau “sharing” dan “caring” dalam konteks Hablumminannas …….
    Untuk sedekah yang kita lakukan dengan ke-Ikhlasan….maka Allah swt telah berjanji akan menggantinya dengan berlipat ganda…baik pahala ataupun rejeki kita..Subhanallah……
    Maka betul sekali mas…kalau menurut panjenengan….bahwa kita tidak usah takut miskin karena bersedekah….
    Dan kalau banyak orang di dunia ini berpikiran dan bersemangat bersedekah seperti panjenengan ( sharing and take care each other )…maka insyaAllah…dunia ini akan jadi lebih indah…lebih baik..lebih damai…dan lebih dipenuhi dengan cinta….

    Reply

Leave a Reply to aris mindiptiyanto Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *