Tidak ada ‘mantan pelawak’

image(2)Sebelumnya saya mohon ma’af kalo kalimat saya menyinggung Pak Kaji dalam “komentar saya di akun sampean, tidak ada maksud hati saya mau menyinggung perasaan sampeyan jee,,tapi intinya dalam dunia HUMOR itu akan mengalami pancaroba yang berbeda satu dengan yg lainnya, kita melihat pelawak2 era dulu banyak yang hari tuanya sangat menyedihkan dan memprihatinkan baik di Pusat dan di daerah. knapa bisa seperti itu?

Sbab pelawak zaman dulu larut dalam ke glamouran dan hanya konsentrasi di dalam dunia humor saja, tdk memikirkan hari tuanya popularitas akan meredup.. sehingga yang terjadi endingnya menyedihkan.

Pak Kaji Oni salah satu yang memahami dan mengerti akan kejadian hari esok.. makanya sampeyan hijrah jadi pengusaha tetapi dengan tidak menanggalkan kepelawakanya dalam menjalankan roda bisnisnya untuk menggaet mitra bisnis didalmnya. dan inilah hebatnya Pak Kaji sampe sekarang bisa eksis sepanjang masa meski banyak orang laen yang tdk mengetahui proses Pak Kaji bisa seperti sekarang ini.

Saya salah satu PELAWAK di Jogja yang sampe sekarang masih diakui oleh WARKOP meski saya sudah tidak melawak lagi, ya krn sudah banyak beban sehingga mau nglucu tdk ada keberanian seperti zaman masih tampil bareng sama PAK kAJI dulu.. tapi jangan kawatir, jiwa HUMOR tetep saya bawa kemana-mana sampe sekarang.

Cerita sedikit Pak Kaji, tahun 1995-1996 saya hengkang di jakarta krn ditrima di Indosiar dan gajinya melebihi PELAWAK pemula di DKI waktu itu.. saya datang dijakarta tdk seperti kebanyakan ARTIS & PELAWAK kebanyakan, yang menggelandang kesana kemari yang kemudian mengembara dari tempat hiburan satu ketempat hiburan yang laen, kemudian kalo sudah sukses DIDRAMATISIR kegetiran hidupnya dimasa lalu.

Waktu itu saya datang dijakarta sudah dapat gaji bulanan dan semuanya sudah tersedia, tapi jiwa kedaerahan yang membuat saya tidak betah di Jakarta??? Lha gimana? kangen sama Istri, kangen anak, kangen gojeg2 dengan kawan2 di jogja jee..sbab klo di jakarta saya tdk menemukan hal itu. Kalau secara materi, saya sudah berkecukupan dan berada di zona aman sebagai pendatang. Lha kerjanya di Indosiar tiap hari cuma shooting terus dan gaji bulanan gede.. Sehingga cukup menikmati rezki jakarta slama 2 tahun saya memutuskan pulang jogja dan meninggalkan kegiatan keartisan di Jakarta.

Saat itu, di jogja saya jadi raja hiburan yg membidani lahirnya club2 malam terbesar di kota budaya sampe 2008.. di dunia hiburan inilah saya diselamatkan oleh jiwa HUMOR yang masih melekat di dada saya sampe sekarang.. Trus knapa HUMOR Bisa menyelamatkan saya?? krn di dunia malam atau dugem tdk ada yang tdk enak..semua ada didalamnya, saya ibaratkan dunia malam adalah Surganya dunia…krn semuanya ada di situ..

tiap hari kerjaan saya ngajak orang mabuk minum Alkohol, tapi sebenarnya saya curang…saya tdk minum ha ha ha ha…. caranya dengan bercanda dan penuh humor, sehingga mereka yg pada mabuk tdk tersinggung walopun saya tdk minum.. Yang saya lakukan waktu itu, kadang saya akting minum atau pura2 minum.. Yaa hanya buat ngimbangi tamu saya ha ha ha …….

Apalagi masalah NARKOBA… alkhamdulillah sampe sekarang semua bisa terlewati… Itu juga krn jiwa HUMOR dan pernah jadi PELAWAK seperti Pak Kaji… Hihihihi.. Lha piye, ketika para pemakai menjalankan PARTYnya.. saya akting 24 jam ikut didalamnya bersama mereka, ikut mengarungi samudera luas dan tak terbatas… tapi saat itu saya sadar 100%, bahwa dunia HUMOR dan LAWAK akan lebih nyaman dalam kegelapan ha ha ha ha ha ha ha .

Tahun2 itu, kawan2 saya banyak yang sudah merasakan nikmatnya penjara besi..tapi alkhamdulillah saya masih eksis sampe sekarang..walo dulu itu tiap malam saya dihajar dengan iming2 yang sangat menggiurkan untk membungkam Ekonomi.. tapi saat itu saya sadar, bahwa ini hanya sebuar drama kehidupan yg hrs kita jalani..dan suatu saat ada pasti akan ada endingnya……

“Tuhan belikan aku sepatu agar aku dapat mendekatiMu dengan hati-hati” bait puisi inilah yg membuat saya lebih berhati-hati sampe sekarang……yang jelas, Saya bisa seperti sekarang ini krn punya jiwa humor dan pernah melawak ha ha ha ha ha…. dan saat ini masih suka dapat job MC dibalut humor, atau istilahnya istilahnya MC segar…. Hihihihihihi…..

kembali ke masalah MANTAN PELAWAK diatas, menurut saya seorang pelawak itu sangat luar biasa.. Itu bila kita bisa mengelola cosmos kehidupan sebagai seorang pelawak. di era sekarang mungkin sedikit sulit jadi pelawak di Indonesia ini, krn sudah banyak masyarakat yang lucu dimana-mana.. Udah gitu untuk mendapatkan kelucuan sangat mudah mengaksesnya. Di zaman kita dulu, blm ada FB, twiter dll seperti sekarang ini, komentar2 kawan diatas sangat benar dan itu betul2 terjadi di era saya dan Pak Kaji,,,,

saya sangat bangga dan kagum krn bisa kenal PAK Kaji baik saat itu dan juga sekarang…meski saya tdk pernah ketemu dengan Pak Kaji akhir-akhir ini, tapi saya selalu memantau kegiatan lewat jejaringan sosialnya.. kalo dulu saya ngajak minum di club malam, sekarang sudah hijrah ngajak minumnya beda ha ha ha ha ha…SUSU SAPIIIIIIIIIIIII jadi andalan saya menyambut hari esok,,,,,

“Tuhan belikan aku sepatu agar aku dapat mendekatiMu dengan hati-hati” kagem Pak Kaji , mas gareng mas joned, mas wisben, Mas Bambang Gundul, Mbah Darmo atau mas Kuncung, almarhum Atok Ompomg, Almarhum Aris Lemu UGM, almarhum Moko dan bagi kawan2 pelawak Jogjakarta yang sudah menikmati rezeki jakarta jangan berkecil hati dengan pilihan profesi anda sekarang ini…

Eh, sorry ini pelawak2 yang saya sebut hanya seangkatan dan adik2 dibawah saya ha ha ha ha padahal masih ada juga Mas Kelik pelipur lara gurunya Mas Gareng, joned, dan Pak Kaji….. Siaaaap graaaaaaaaaak!!!!!!!

210 thoughts on “Tidak ada ‘mantan pelawak’

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *